Wednesday, May 9, 2018

Merintis Bisnis Baru atau Membeli Bisnis Yang Sudah Ada


Bercita-cita menjadi pengusaha, banyak cara untuk mewujudkan menjadi pengusaha yaitu dengan memulai usaha dari nol(merintis dari diri kita sendiri), memulai usaha dengan mendompleng perkembangan bisnis atau teknologi yang sudah ada(menjadi agen atau grosir, menjalankan MLM, mejadi follower), memulai usaha dengan membeli usaha yang sudah bangkrut atau akan mati, memulai usaha dengan cara magang terlebih dahulu, memulai usaha dengan membeli bisnis yang sudah ada dengan format franchising(membeli bisnis waralaba yang sudah mapan, tahan banting, dan tahan terhadap krisis ekonomi selama ini). Dalam tulisan ini kita hanya akan membahas 2 yaitu  merintis bisnis baru atau membeli yang sudah ada.

Banyak alasan seseorang merintis menjadi pengusaham Ada lima alasan, seseorang memulai merintis usaha(kasmir, 2006):
  1. Faktor keluarga pengusaha
Seseorang menjadi pengusaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha sebelumnyam dalam hal ini keluarga sengaja mengkader anggota keluarga untuk meneruskan usaha atau membuka cabang atau usaha baru.
  1. Sengaja terjun menjadi pengusaha
Seseorang dengan sengaja mendirikan usaham mereka belajar dari kesuksesan orang lain, dengan cara mengikuti contoh dari pengusaha yang ada dan mencari modal dengan cara bermitra dengan orang lain.
3.      Kerja sampingan
Seseorang yang memulai usaha dengan memproduksi produk dalam skala kecil yang bertujuan untuk mengisi wakti luangm namun dengan seiring berjalannya waktu ternyata permintaan akan produknya meningkat, sehingga ia harus serius untuk menekuni usahanya.
  1. Coba-coba
Usaha ini biasa dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pengalaman, mereka yang belum memiliki pekerjaan, baru pensiun, baru lulus sekolah dan mereka yang baru kehilangan pekerjaan.
  1. Terpaksa
Seseorang yang memulai usaha karena unsure paksaan atau tidak ada cara lain daripada menganggur
Cara memasuki dunia usaha:
  1. Merintis usaha baru (starting), yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Bentuk usaha baru yang dapat dirintis:
1.   Perusahaan milik sendiri (sole partnership), yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang
2.   Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerja sama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
3.   Perusahaan berbadan hukum (corporate), yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar hukum dengan modal saham-saham. (baca jenis badan badan hukum usaha)
  1. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan dan dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dan  organisasi usaha yang sudah ada.
  2. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu suatu kerja sama antara entrepreneur (franchisee) dengan perusahaan besar (franchisor) dalam mengadakan persetujuan  jualbeli hak monopoli untuk menyeenggarakan usaha (waralaba). Kerja sama ini dengan dukungan pemilihan tempat, rencana/bentuk bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, pembukuan dan akuntansi, penetapan standar, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat hukum dan sumber-sumber permodalan.

Bentuk
Kelebihan
Kekurangan
Merintis usaha
Gagasan Murni
Bebas beroperasi
Fleksibel dan mudah penggunaan
Pengakuan nama barang
Fasilitas inefisien
Persaingan kurang diketahui
Membeli perusahaan
Kemungkinan sukses
Lokasi sudah cocok
Karyawan dan pemasok biasanya sudah mantap
Sudah siap operasi
Perusahaan yang dijual biasanya lemah
Peralatan tak efisien
Mahal
Sulit inovasi


Merintis usaha baru
Dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:
  1. Pendekatan inside-out atau idea generation, yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci untuk menentukan keberhasilan usaha. Dalam hal ini calon wirausaha melihat keterampilan diri sendiri, kemampuan dan latar belakang dan lainnya untuk menentukan jenis usaha yang akan dirintis.
  2. Pendekatan outside-in atau opportunity recognition, yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu perusahaan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan pasar yang didasarkan pada pengamatan lingkungan (environment scanning), yaitu alat untuk pengembangan yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi.

Untuk menghindari kerugian yang sangat mahal, seorang wirausaha harus memperhatikan hal-hal kritis dalam analisis pembelian bisnis yang sudah ada seperti berikut:
      alasan pemilik menjual sebuah usaha
      bagaimana kondisi fisik perusahaan
      potensi produk dan jasa yang dihasilkan
      aspek legal yang perlu diperhatikan
      kondisi keuangan masa sebelumnya, kini, dan prospek masa depan.
Membeli bisnis yang sudah ada apabila dilakukan dengan pengamatan sampai implementasi pembelian dengan tepat akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti:
     apabila sebelumnya perusahaan sudah berhasil, maka dimungkinkan ke depan dapat terus berhasil
     bisnis yang sudah ada mungkin telah berada pada lokasi yang baik
     sudah memiliki karyawan, peralatan, persediaan, pelanggan, dan pemasok
     pemilik baru dapat langsung menjalankan bisnis
     pemilik baru dapat memanfaatkan pengalaman pemilik sebelumnya.
Namun tidak selamanya membeli perusahaan lain mendatangkan keuntungan. Berikut beberapa kelemahan dari membeli usaha:
      ada kecenderungan nilai perusahaan rendah
      pemilik lama mungkin sudah menciptakan citra buruk
      karyawan lama mungkin tidak sesuai dengan perubahan pemilik baru
      lokasi, fasilitas, persediaan mungkin sudah usang
      perubahan dan inovasi sulit dijalankan

Sebelum membeli suatu bisnis atau usaha, kita perlu melakukan penilaian secara teliti terhadap hal-hal beikut:
1.      Penilaian berbasis asset. Perkiraan nilai asset-aset perusahaan menggambarkan nilai yang sedang berjalan atau tidak
2.      Penilaian pasar yang dapat dibandingkan. Berbagai pertimbangan harga jual perusahaan yang dapat diperbandingkan, kesulitan penemuan data pemasaran, atau penjualan produk perusahaan yang dapat dibandingkan.
3.      Penilaian berdasarkan arus kas. Penilaian tingkat pengembalian yang diharapkan yang diperlukn sama dengan jumlah modal untuk diinvestasikan dalam bisnis untuk beberapa periode.

Sebelum membeli bisnis yang sudah ada atau perusahaan, perlu diteliti teknik-teknik penaksiran berbasis asset, yaitu :
1.      Teknik mengubah nilai buku. Nilai historis asset-aset perusahaan disesuaikan dengan metode penyusutan sesuai dengan peraturan pemerintah yang ada untuk menggambarkan nilai pasar sekarang
2.      Teknik nilai pengganti. Nilai asset perusahaan disesuaikan untuk mengambarkan biaya saat ini untuk mengantikan asset dikemudian hari bila asset tersebut harus dilakukan pemutakhiran.
3.      Teknik nilai likuidasi. Nilai asset-aset perusahaan disesuaikan untuk menggambarkan nilainya jika perusahaan berhenti beroperasi, perusahaan dilikuidasi, dan membuang asset-aset yang tidak produktif.

Dalam menjalankan bisnis apakah kita akan memilih dengan merintis bisnis baru ataukah kita akan membeli bisnis yang sudah ada. Sesuaikan dengan seberapa konsep, persiapan dan kesiapan modal yang kita miliki. Baru kita akan memutuskan yang terbaik dan tepat untuk bisnis yang akan kita jalankan.


Referensi:
Echdar S. 2013. Manajemen Entrepreneurship Kiat sukses menjadi Wirausaha. Andi. Yogyakarta.

1 comment:

  1. Berikan salah satu perusahan buying atau perusahan yg telah dibeli kemudian di kembamgkan kembali!!

    ReplyDelete

Q&A: Wawancara Kerja

Linknya:  https://www.canva.com/design/DAEPOVQunkE/k4pqjYVS5HiLbzxXPB4XLA/view?utm_content=DAEPOVQunkE&utm_campaign=designshare&utm_...